Kamis, 20 Oktober 2016

WIRAUSAHA

Kewirausahaan (Entrepeneurship) berasal dari bahasa Perancis yang berarti Perantara. Kewirausahaan merupakan suatu proses independen dalam mengidentifikasi dan mengembangkan sebuah konsep atau gagasan, sehingga konsep tersebut dapat diciptakan ke bentuk nyata yang masing-masing berbeda nilainya dengan memperhatikan usaha dan waktu yang diperlukan, resiko finansial, psikologi, dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi.
Wirausahawan merupakan orang yang melakukan aktivitas wirausaha yang biasanya berhubungan dengan perubahan terhadap nilai-nilai sumber daya, tenaga kerja, produk, tenaga kerja, dan faktor produksi lainnya sehingga menjadi lebih besar daripada sebelumnya. Biasanya wirausahawan merupakan orang yang secara independen melakukan pengenalan produk-produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun manajemen operasi untuk pengadaan produk baru, melakukan pemasaran produk, serta mengatur pemodalan operasinya. Berdasarkan pengertian tersebut terdapat tiga jenis perilaku seorang wirausahawan, yaitu:
1.      Memulai inisiatif
Perilaku ini merupakan langkah awal seorang wirausahawan dalam mengembangkan usahanya. Perilaku ini biasanya meliputi penemuan ide atau gagasan baru hingga perencanaan di masa depan.
2.      Mengorganisasi dan mereorganisasi mekanisme sosial/ekonomi untuk merubah sumber daya dan situasi dengan cara praktis
Perilaku ini merupakan tahap seorang wirausahawan dalam memperhatikan perubahan lingkungan baik dalam sosial, ekonomi, politik, dll sehingga dapat mudah beradaptasi dan dapat terus bersaing di lingkungan yang terus berubah-ubah tersebut.
3.      Diterimanya resiko dan kegagalan
Perilaku ini perlu dimiliki oleh setiap wirausahawan sehingga setiap wirausahawan dapat siap untuk segala resiko yang ditemui di depan dan dapat segera bangkit dari kegagalan yang ditemui.
           
Kunci penting seorang wirausahawan adalah inovasi. Inovasi bagi seorang wirausahawan merupakan kunci utama dalam menemukan ide-ide baru yang sebelumnya belum pernah dikemukakan sebelumnya. Inovasi dapat membuat seorang wirausahawan dapat bertahan di tengah persaingan baik lokal maupun secara global. Menurut McClelland terdapat 3 karakteristik yang harus dimiliki seorang wirausahawan agar dapat tetap bertahan di tengah ketatnya persaingan adalah:
1.      Keinginan untuk berprestasi
Karakteristik seorang wirausahawan yang selalu berkeinginan untuk terus mencapai sesuatu sangat diperlukan, sehingga setiap konsep yang direncanakan dan dibuat selalu berpotensi untuk berhasil dan bertahan di tengah persaingan.
2.      Keinginan untuk bertanggung jawab
Apa yang telah dirancangkan dan telah dibuat harus dipertanggung jawabkan seorang wirausahawan apabila setiap konsep yang direncanakan dapat berdampak bagi lingkungan sekitar baik dari sisi sosial, ekonomi, budaya , dll.
3.      Preferensi kepada resiko-resiko menengah
Wirausahawan harus memfokuskan diri dalam resiko tingkat menengah mulai dari resiko biaya, resiko rugi saat menerapkan konsep baru, dll karena resiko menengah biasanya lebih sering ditemui oleh wirausahawan daripada resiko jangan pendek dan jangka panjang. Namun, wirausahawan tetap harus mengantisipasi resiko jangka panjang maupun jangka pendek.
4.      Persepsi kepada kemungkinan berhasil
Wirausahawan tidak hanya harus fokus terhadap resiko gagal dan kesalahan yang harus dihadapi. Wirausahawan perlu berekspektasi terhadap kemungkinan berhasil, sehingga rasa optimisme dalam meraih keberhasilan di bidangnya dapat ditanamkan di masing-masing diri wirausahawan.
5.      Rangsangan oleh umpan balik
Wirausahawan harus memahami setiap respon maupun feedback atau umpan balik dari lingkungan, sehingga wirausahawan dapat terus mengimprove dan memperbaiki konsepnya di masa yang akan datang.

6.      Aktivitas energik
7.      Orientasi ke masa depan
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh wirausahawan perlu berorientasi ke masa depan, sehingga dapat memperhitungkan dan mengantisipasi setiap kejadian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
8.      Keterampilan dalam pengorganisasian
Skill dalam melakukan manajemen organisasi perlu dimiliki oleh seorang wirausahawan agar pembagian struktur organisasi, sistem penggajian terhadap karyawan, dll bisa dilakukan secara efektif dan efisien.
9.      Sikap terhadap uang    
Wirausahawan perlu memiliki sikap bahwa uang bukanlah segalanya, sehingga orientasi keberhasilan seorang wirausahawan bukan hanya sekedar uang namun lebih cenderung kepada inovasi maupun dampak di masyarakat.
            Berdasarkan hal tersebut terdapat pula karakteristik yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan untuk mendapatkan n Ach yang tinggi, yaitu sebagai berikut:
1.      Menyadarkan orang-orang pada potensi mereka untuk mendapatkan karakteristik kewirausahaan. Mereka dilatih untuk membuat rencana, harapan, kesulitan dan mengevaluasi segala tindakan yang telah dilakukan.
2.      Pengembangan sindrom prestasi. Individu diajar untuk berpikir, berbicara, bertindak dan menyadari orang lain
3.      Dukungan kognitif. Tujuannya untuk membantu orang-orang menghubungkan cara berfikir baru dengan asumsi mereka sebelumnya dan cara melihat dunia.
4.      Pemberian dukungan emosional peserta di dalam usaha mereka untuk merubah diri
Tiga kebutuhan dasar yang mempengaruhi pencapaian ekonomi menurut Mc Clelland adalah sebagai berikut:
a. Motivasi Untuk Berprestasi
Prestasi atau Achievment adalah suatu istilah yang diperkenalkan oleh David McClelland kedalam bidang psikologi, menunjukkan keinginan individu untuk secara secara signifikan berprestasi, menguasai skil, pengendalian atau standard tinggi. n.Ach berhubungan dengan kesulitan orang untuk memilih tugas yang dijalankan. Mereka yang memiliki n. Ach rendah mungkin akan memilih tugas yang mudah, untuk meminimalisasi risiko kegagalan, atau tugas dengan kesulitan tinggi, sehingga bila gagal tidak akan memalukan. Mereka yang memiliki n. Ach tinggi cenderung memilih tugas dengan tingkat kesulitan moderat, mereka akan merasa tertantang tetapi masih dapat dicapai. Mereka yang memiliki n.Ach tinggi memiliki karakteristik dengan kecenderungan untuk mencari tantangan dan tingkat kemandirian tinggi.
Orang-orang yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement/n-Ach) yang tinggi mencoba melampaui dan dengan demikian cenderung menghindari situasi yang berisiko rendah dan tinggi. Orang-orang yang berprestasi tinggi (achievers) menghindari situasi dengan risiko rendah karena dengan mudah mencapai kesuksesan yang bukan pencapaian yang sungguh-sungguh. Dalam proyek dengan risiko tinggi, achievers melihat hasilnya sebagai suatu kesempatan yang melampaui kemampuan seseorang. Individu dengan n. Ach tinggi cenderung bekerja pada situasi degan tingkat kesuksesan yang moderat, idealnya peluang 50%. Achievers membutuhkan umpan balik yang berkesinambungan untuk memonitor kemajuan dari pencapaiannya. Mereka lebih suka bekerja sendiri atau dengan orang lain dengan tipe achievers tinggi.
Banyak pengusaha mungkin gagal didalam kelompoknya tetapi tidak pada pekerjaannya. Mereka sangat puas dengan penghargaan yang didasarkan pada pencapaian prestasinya. Sumber n.Ach meliputi :
1. Orang tua yang mendorong kemandirian dimasa kanak-kanak
2. Menghargai dan memberi hadia atas kesuksesan
3. Asosiasi prestasi dengan perasaan positif
4. Asosiasi prestasi dengan orang-orang yang memiliki kompetensi dan usaha sendiri bukan karena keberuntungan.
5. Suatu keinginan untuk menjadi efektif atau tertantang
6. Kekuatan pribadi.


b.         Motivasi Untuk Berkuasa
Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk mengendalikan dan mempengaruhi orang lain. Kebutuhan ini pada teori Maslow terletak antara kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. McClelland menyatakan bahwa kebutuhan akan kekuasaan sangat berhubungan dengan kebutuhan untuk mencapai suatu posisi kepemimpinan.
n-pow adalah motivasi terhadap kekuasaan. Karyawan memiliki motivasi untuk berpengaruh terhadap lingkungannya, memiliki karakter kuat untuk memimpin dan memiliki ide-ide untuk menang. Ada juga motivasi untuk peningkatan status dan prestise pribadi.
Mereka yang memiliki kebutuhan kekuasaan (need for power/n-Pow) dapat menjadi orang yang memiliki dua tipe, personal dan institusional. Mereka yang butuh keuasaan personal menginginkan orang lain secara langsung, dan kebutuhan ini sering diterima sebagai hal yang tidak diingini. Seseorang yang membutuhkan kekuasan lembaga mau mengorganisir usaha orang lain untuk tujuan lebih lanjut dari organisasi. Manejer dengan kebutuhan kekuasaan lembaga yang tinggi cenderung lebih efektif dibandingkan dengan mereka yang membutuhkan kekuasaan personel tinggi.
c.         Motivasi untuk berafiliasi/bersahabat (n-affil)
Kebutuhan akan Afiliasi adalah hasrat untuk berhubungan antar pribadi yang ramah dan akrab. Individu merefleksikan keinginan untuk mempunyai hubungan yang erat, kooperatif dan penuh sikap persahabatan dengan pihak lain. Individu yang mempunyai kebutuhan afiliasi yang tinggi umumnya berhasil dalam pekerjaan yang memerlukan interaksi sosial yang tinggi.
Mereka yang memiliki kebutuhan affiliasi (need for affiliation/n-Aff) tinggi membutuhkan hubungan kemanusiaan dengan orang lain dan membutuhkan rasa diterima dari orang lain. Mereka cenderung memperkuat norma-norma dalam kelompok kerja mereka. Orang dengan n.Aff tinggi cenderung bekerja pada tempat yang memungkinkan interaksi personal. Mereka bekerja dengan baik pada layanan customer dan situasi interaksi dengan pelanggan.
McClelland mengatakan bahwa kebanyakan orang memiliki kombinasi karakteristik tersebut, akibatnya akan mempengaruhi perilaku karyawan dalam bekerja atau mengelola organisasi.
Pengukuran Teknik McClelland untuk mengukur n.Ach, n.Aff dan n.Pow dapat dilihat sebagai suatu terobosan radikal terhadap dominasi psikometri tradisional. Bagaimanapun terobos-an ini dikenal bahwa pemikiran McClelland dengan kuat dipengaruhi oleh pekerjaan Henry Murray, yang dikenal dengan istilah Model Murray proses motivasi dan kebutuhan manusia dan pekerjaannya selama perang dunia ke II. Murry yang pertama mengenali pengaruh n.Ach, n.Pow dan n.Aff dan menempatkannya didalam konteks yang terintegrasi dengan model motivasi. Berikut merupakan sumber gagasan bagi produk dan jasa baru yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan:
1.      Kebutuhan akan sumber penemuan
Misalnya, seorang wirausahawan restoran pastinya akan melakukan survei terhadap referensi berbagai macam restoran terkenal lainnya mengenai menu yang ditawarkan, sehingga wirausahawan tersebut dapat menemukan ide maupun gagasan baru mengenai menu yang akan ditawarkan restoran tersebut.
2.      Hobi atau kesenangan pribadi
Misalnya, wirausahawan sukses di bidang otomotif seperti bengkel berskala besar pastinya bermula dari seseorang yang memiliki passion dalam mengotak-atik kendaraan bermotor hingga ia mencapai kesuksesan di bidang otomotif tersebut.
3.      Mengamati kecenderungan-kecenderungan
Misalnya, wirausahawan yang bergerak di bidang jual beli aksesoris wanita pastinya akan mengamati tren ataupun kecenderungan di lingkungan khusunya trend aksesoris wanita agar dapat memperoleh gagasan baru mengenai produk yang akan dibuatnya.


4.      Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada
Misalnya, persaingan wirausaha jasa penjemputan online pastinya harus mengamati kekurangan-kekurangan setiap jasa yang dimiliki pesaing, sehingga dapat mengatasi kekurangan itu dan menjadi daya tarik tersendiri untuk konsumen lebih memilih wirausaha tersebut.
5.      Mengapa tidak terdapat ?
Misalnya, seorang wirausaha jasa penjemputan online pada awalnya akan memiliki konsep berpikir “mengapa tidak terdapat jasa penjemputan online” sehingga berdasarkan pemikiran tersebut maka dapat tercipta konsep jasa penjemputan online yang semakin menjadi trend di masa-masa ini.
6.      Kegunaan lain dari barang-barang biasa
7.      Pemanfaatan produk dari perusahaan lain
Wirausahawan tentunya harus memiliki suatu metode dalam menangani volume penjualan yang menjadi target pencapaian. Hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan sebuah teknik berupa Analisa Pulang Pokok yang merupakan suatu teknik untuk menentukan volume penjualan yang harus dicapai, agar tercapai posisi impas / pulang pokok (perusahaan tidak mendapat laba tapi juga tidak menderita rugi) dan merupakan proses menghasilkan informasi yang mengikhtisarkan berbagai tingkat keuntungan dan kerugian yang berkaitan dengan berbagai tingkat produksi. Berikut merupakan unsur dasar analisa pulang pokok.
a.       Biaya tetap
Biaya yang tetap dari waktu ke waktu
b.      Biaya variable
Biaya yang berubah dari waktu ke waktu
c.       Biaya total
Total antara biaya tetap dan variabel
d.      Pendapatan total
Total pendapatan yang diperoleh wirausahawan
e.       Keuntungan
Keuntungan bersih maupun kotor dari hasil penjualan
f.        Kerugian
Kerugian yang disebabkan oleh kesalahan pada saat penjualan
g.      Titik pulang pokok
Titik di mana terjadinya pengembalian keuntungan sama dengan modal yang dikeluarkan.
            Badan usaha adalah kesatuan yuridis dan ekonomi yang menggunakan faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa dengan tujuan mencari laba. Bentuk badan usaha berdasarkan kepemilikan diantaranya :
1.         Perseorangan dimana bentuk badan usaha tanpa ada perbedaan kepemilikan antara hak milik pribadi dengan hak milik perusahaan.
2.         Firma (Fa) dimana persekutuan/perserikatan ini untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan nama bersama, dengan tanggung jawab masing-masing anggota firma tidak terbatas.
3.         Perserikatan Komanditer (CV) merupakan suatu bentuk perjanjian kerja sama untuk berusaha bersama antara orang-orang yang bersedia memimpin, mengatur perusahaan, dan memiliki tanggung jawab penuh dengan kekayaan pribadinya, dengan orang-orang yang memberikan pinjaman, dan tidak bersedia memimpin perusahaan, serta memiliki bertanggung tanggung jawab terbatas pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan tersebut.
4.         Perseroan Terbatas (PT) merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi satu kesatuan untuk mengelola usaha bersama, di mana perusahaan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk menyertakan modalnya ke perusahaan dengan cara membeli saham perusahaan.
5.         Yayasan adalah badan usaha yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang soial, keagamaan, dan kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota.
6.         Koperasi adalah suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang ekonomi, yang anggotanya adalah orang-orang atau badan hukum koperasi yang tergabung secara sukarela atas dasar persamaan hak dan kewajiban, melakukan satu macam usaha atau lebih untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Wirausahawan membutuhkan langkah-langkah penyediaan sdm untuk memajukan usahanya. Berikut merupakan langkah-langkah yang perlu dilakukan:
1.      Perekrutan karyawan
2.      Seleksi calon karyawan
3.      Pelatihan karyawan
4.      Penilaian hasil kerja
Sedangkan tahap seleksinya adalah sebagai berikut:
1.      Penyaringan Pendahuluan dari rekaman, berkas data, dll
2.      Wawancara Pendahuluan
3.      Tes Kecerdasan (intelegence)
4.      Tes Bakat (Aptitude)
5.      Tes Kepribadian (Personality)
6.      Rujukan Prestasi (Performance References)
7.      Wawancara Dianostik
8.      Pemeriksaan Kesehatan

9.      Penilaian Pribadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar